beberapa hari yang lalu gue nonton liputan vice tentang manggarai. gue jadi mau cerita manggarai versi gue.
gue tau manggarai sejak kecil. dulu suka ikut bokap gue ke daerah situ karena bokap gue mau ketemu sama orang. tapi dulu gue cuma nunggu di mobil yang diparkir di pinggir jalan.
maju ke tahun 1999, gue akhirnya ke manggarai sendiri. karena dulu pas kuliah bis yang ke kampus gue dari blok m itu ada dua, dan dua-duanya jurusannya manggarai. kopaja P66 dan kopaja P620. cuma beda rutenya aja sebelum ke kuningan. dulu cuma tau pintu air manggarai doang.
pas kuliah juga sekali naik kereta dan sampe di stasiun manggarai.
waktu itu naik kereta dari depok. nemenin kawan gue mau bikin jeans di daerah UI, dan kita pulangnya naik kereta. pas sampe di stasiun manggarai keretanya lumayan lama transit. dan gue turun buat liat-liat.
tapi kita turunnya di stasiun cikini. abis itu nyambung naik kopaja P20 balik lagi ke kampus.
dulu karena di stasiun manggarai cuma lewat doang, jadinya kepikiran itu stasiun manggarai pintu masuknya dimana? karena jalan yang gue lewatin dari arah terminal manggarai / pasaraya manggarai kalo gak belok kiri ke arah tambak ya belok kanan ke arah saharjo.
akhirnya pertanyaan gue itu terjawan di tahun 2018.
suatu hari janjian ketemuan sama si anna, dia bilang dia naek kereta turun di stasiun manggarai. jadi gue jemput disitu aja.
dengan kesotoyan gue, sampe juga gue di depan pintu masuknya stasiun manggarai.
nah waktu itu gue sampenya kecepetan. jadinya sambil nunggu si anna sampe, gue muter-muter dulu. gue muterin daerah manggarai itu.
hasilnya?
gue takjub.
pertama, gue takjub dengan orang-orang di daerah situ. karena sepertinya itu daerah padat penduduk, mereka nongkrongnya di pinggir jalan. di rumahnya atau depan rumahnya gak bisa nongkrong sepertinya.
kedua, gue takjub dengan masih banyaknya bangunan yang jaman dulu. gila keren banget. lu seperti masuk ke lorong waktu yang membawa lu ke tahun-tahun yang lampau.
oiya, sampe sekarang gue belum pernah ke pasaraya manggarai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar